BLOGGER KALTENG (Palangka Raya) - Saya 7 tahun menjadi Blogger menjual tulisan dan jasa menulis, sekarang juga telah menjalani usaha jasa media promosi berjalan 3 tahun. Saya mampu bertahan karena pekerjaan ini.
Setelah saya baca beberapa kali isi berita ini, nampak kesalahan dalam proses editing atau menulis berita (Kesalahan ini bisa saja terjadi jika ada berita lain yang berbeda). Nanti saya akan jelaskan satu persatu.
Berita pertama, tidak jelas maksudnya "Gubernur Kalteng juga meminta agar disetujui di terminal kawasan menerima pengeola".
Sudah jelas, bahwa terminal memang dikelola oleh pengelola, yakni Angkasa Pura II. Sehingga, editing atau penulisan berita ini tidak relevan jika dihubungkan dengan status Bandara Tjilik Riwut.
Kemudian, kesalahan dalam penulisan dan editing kata "pengeola". Jangan pernah menganggap sepele, soal kata dalam berita. Saya pernah beberapa kali menulis, ditolak oleh pengelola web karena kesalahan dalam penulisan beberapa kata. Pernah, dibayar beberapa artikel saja, karena artikel yang lain beberapa kata dan maksudnya tidak jelas.
Hal ini bisa saja terjadi karena tergesa-gesa tulisan segera dikirim dan diterbitkan.
Kemudian di berita ke dua, nampak sudah ada proses editing yang baik. Mulai dari kata "pengeola" diganti menjadi "pengelola". Kemudian ada tambahan kata "mushola".
Jika dibaca secara berurutan beritanya, maka sangat relevan dengan status Bandara Tjilik Riwut. Kemudian, di berita itu juga kita jadi tahu bahwa status mushola dibandara masih belum masuk dalam tata kelola Angkasa Pura II. (Menurut sumber berita).
Kesalahan itu terjadi juga dikarena multitafsir pengambil berita di lapangan, mungkin masing-masing kita yang mendengar pernyataan berbeda saat menafsirkannya. Kemudian ditulis, dikirim ke editor, kadang kesalahan juga bisa terjadi dalam proses editing (Wajar, kesalahan ini terjadi, kalau pernyataan itu multitafsir).
Kenapa saya sebut multitafsir, karena ada berita lain yang berbeda, seperti yang ditulis langsung oleh Multi Media Center Provinsi Kalteng. Kita tahu yang mengelola adalah diskominfo kalteng.
Sederhananya begini, berita yang ditulis oleh BorneoNews berbeda dengan yang ditulis oleh MMC.Kalteng. Kesalahan itu bisa terjadi karena informasi yang diterima multitafsir, informasi yang diterima tidak secara keseluruhan, informasi yang terpotong, dan hal lainnya.
Setelah saya baca berita dari sumber BorneoNews juga telah diedit, namun tetap dalam bahasa yang umum. Seperti : Gubernur Kalimantan Tengah (Kalteng), Sugianto Sabran, meminta agar ada hiasan lafadz Asmaul Husna di terminal baru Bandara Tjilik Riwut, Palangka Raya. "Saya minta nanti terminal ini dibangun plank atau hiasan yang bertulsikan Asmaul Husna atau Basmallah," kata Sugianto Sabran saat meninjau terminal baru itu, Selasa (2/1/2018). Hiasan itu agar terminal baru lebih cantik. Selain itu Sugianto mengatakan, itu juga untuk mengajak masyarakat lebih mengingat Tuhan Yang Maha Esa.
Link berita : https://www.borneonews.co.id/berita/112698-gubernur-kalteng-minta-ada-lafadz-asmaul-husna-di-terminal-baru-bandara-tjilik-riwut
Berita ini belum lengkap dan bersifat umum. Selanjutnya, supaya berita ini menjadi satu-kesatuan informasi yang utuh maka kita harus membaca berita yang ditulis oleh diskominfo kalteng yang diterbitkan di https://mmc.kalteng.go.id .
Isinya sebagai berikut :
Link berita : https://mmc.kalteng.go.id/berita/read/3981/gubernur-beri-masukan-pengelola-bandara-tjilik-riwut
Link berita Kalteng Pos Online : Ternyata, Ditempat Inilah yang Diminta Gubernur Dipasang Lafaz Asmaul Husna
https://www.kaltengpos.co/READ/-14206-ternyata,_ditempat_inilah_yang_diminta_gubernur_dipasang_lafaz_asmaul_husna.html
Terakhir, saya tidak menghakimi siapapun dalam hal ini. Ini hanya pandangan saya sebagai seorang Blogger yang bertahan dengan menjual jasa menulis dan menjual tulisan. Mungkin pandangan lain kawan-kawan wartawan berbeda dengan pandangan saya.
Saya paham dan merasakan bagaimana susahnya menggali dan mencari informasi, betapa sulitnya menulis berita.
Salam Persatuan
Yandi Novia
Blogger Kalteng
Setelah saya baca beberapa kali isi berita ini, nampak kesalahan dalam proses editing atau menulis berita (Kesalahan ini bisa saja terjadi jika ada berita lain yang berbeda). Nanti saya akan jelaskan satu persatu.
Berita pertama, tidak jelas maksudnya "Gubernur Kalteng juga meminta agar disetujui di terminal kawasan menerima pengeola".
Sudah jelas, bahwa terminal memang dikelola oleh pengelola, yakni Angkasa Pura II. Sehingga, editing atau penulisan berita ini tidak relevan jika dihubungkan dengan status Bandara Tjilik Riwut.
Kemudian, kesalahan dalam penulisan dan editing kata "pengeola". Jangan pernah menganggap sepele, soal kata dalam berita. Saya pernah beberapa kali menulis, ditolak oleh pengelola web karena kesalahan dalam penulisan beberapa kata. Pernah, dibayar beberapa artikel saja, karena artikel yang lain beberapa kata dan maksudnya tidak jelas.
Hal ini bisa saja terjadi karena tergesa-gesa tulisan segera dikirim dan diterbitkan.
Kemudian di berita ke dua, nampak sudah ada proses editing yang baik. Mulai dari kata "pengeola" diganti menjadi "pengelola". Kemudian ada tambahan kata "mushola".
Jika dibaca secara berurutan beritanya, maka sangat relevan dengan status Bandara Tjilik Riwut. Kemudian, di berita itu juga kita jadi tahu bahwa status mushola dibandara masih belum masuk dalam tata kelola Angkasa Pura II. (Menurut sumber berita).
Kesalahan itu terjadi juga dikarena multitafsir pengambil berita di lapangan, mungkin masing-masing kita yang mendengar pernyataan berbeda saat menafsirkannya. Kemudian ditulis, dikirim ke editor, kadang kesalahan juga bisa terjadi dalam proses editing (Wajar, kesalahan ini terjadi, kalau pernyataan itu multitafsir).
Kenapa saya sebut multitafsir, karena ada berita lain yang berbeda, seperti yang ditulis langsung oleh Multi Media Center Provinsi Kalteng. Kita tahu yang mengelola adalah diskominfo kalteng.
Sederhananya begini, berita yang ditulis oleh BorneoNews berbeda dengan yang ditulis oleh MMC.Kalteng. Kesalahan itu bisa terjadi karena informasi yang diterima multitafsir, informasi yang diterima tidak secara keseluruhan, informasi yang terpotong, dan hal lainnya.
Setelah saya baca berita dari sumber BorneoNews juga telah diedit, namun tetap dalam bahasa yang umum. Seperti : Gubernur Kalimantan Tengah (Kalteng), Sugianto Sabran, meminta agar ada hiasan lafadz Asmaul Husna di terminal baru Bandara Tjilik Riwut, Palangka Raya. "Saya minta nanti terminal ini dibangun plank atau hiasan yang bertulsikan Asmaul Husna atau Basmallah," kata Sugianto Sabran saat meninjau terminal baru itu, Selasa (2/1/2018). Hiasan itu agar terminal baru lebih cantik. Selain itu Sugianto mengatakan, itu juga untuk mengajak masyarakat lebih mengingat Tuhan Yang Maha Esa.
Link berita : https://www.borneonews.co.id/berita/112698-gubernur-kalteng-minta-ada-lafadz-asmaul-husna-di-terminal-baru-bandara-tjilik-riwut
Berita ini belum lengkap dan bersifat umum. Selanjutnya, supaya berita ini menjadi satu-kesatuan informasi yang utuh maka kita harus membaca berita yang ditulis oleh diskominfo kalteng yang diterbitkan di https://mmc.kalteng.go.id .
Isinya sebagai berikut :
MMCKalteng - Persiapan peresmian terminal baru Bandara Tjilik Riwut juga dilakukan Provinsi Kalimantan Tengah. Gubernur Kalteng H. Sugianto Sabran, ketua TP PKK Ibu Ivo Sugianto Sabran beserta OPD terkait, Rabu (2/1) telah meninjau Terminal yang rencananya akan diresmikan Presiden Joko Widodo dalam waktu dekat.
“Saya puas kita punya terminal baru yang megah dan mantap tidak kalah dengan kota lain, tinggal merapikan dan nanti UMKM kita masukkan di sini, pernak-pernik kebudayaan, kuliner, tadi sudah diatur semua. Nanti angkasa pura yang mengatur. Karena bandara ini akan dikelola Angkasa Pura II” Kata Gubernur saat peninjauan.
Gubernur mengungkapkan keinginannya supaya ada pertunjukan musik karungut dan tarian khas Dayak untuk menyambut para penumpang sekaligus memperkenalkan kekayaan budaya Kalimantan Tengah.
Didampingi Walikota Palangka Raya, Fairid Naparin, Kepala Bandara Tjilik Riwut, Paryono, saat peninjauan dan mencoba beberapa fasilitas, Gubernur meminta supaya ada tulisan Lafaz Asma Ulhusa atau Basmallah di Musholla terminal baru, untuk mengajak masyarakat lebih mengingat Tuhan Yang Maha Esa. "Kalau melihat tulisan Asmaul Husna kan kita malu kalau waktunya beribadah tapi tidak menunaikan," Jelas Gubernur.
Bandara yang memiliki landasan pacu 2.500 meter, rencananya akan diperpanjang hingga 3.000 meter, dan terminal terminal baru dengan luas 20.553 meter persegi mampu menampung hingga 1.000 orang.
Link berita : https://mmc.kalteng.go.id/berita/read/3981/gubernur-beri-masukan-pengelola-bandara-tjilik-riwut
Link berita Kalteng Pos Online : Ternyata, Ditempat Inilah yang Diminta Gubernur Dipasang Lafaz Asmaul Husna
https://www.kaltengpos.co/READ/-14206-ternyata,_ditempat_inilah_yang_diminta_gubernur_dipasang_lafaz_asmaul_husna.html
Terakhir, saya tidak menghakimi siapapun dalam hal ini. Ini hanya pandangan saya sebagai seorang Blogger yang bertahan dengan menjual jasa menulis dan menjual tulisan. Mungkin pandangan lain kawan-kawan wartawan berbeda dengan pandangan saya.
Saya paham dan merasakan bagaimana susahnya menggali dan mencari informasi, betapa sulitnya menulis berita.
Salam Persatuan
Yandi Novia
Blogger Kalteng