BLOGGER KALTENG (Palangka Raya) - Informasi atau berita yang disajikan tentang Narkoba sejatinya harus mampu membuat orang-orang yang mengetahui menjadi takut dan bahkan enggan untuk menyentuh apa lagi mengkonsumsi Narkoba itu sendiri. Namun, semakin banyak berita-berita tentang bahaya narkoba serta ancaman bagi pengedar dan penggunanya tidak membuat angka penyelahgunaanya berkurang. Apakah ada yang salah?

Saya mencoba mengulas dari sudut pandang pembaca informasi di era digital saat ini tentang Bahaya Narkoba. Kita tahu bersama bahwa dunia internet memudahkan orang-orang untuk mencari informasi hanya dengan mengetikkan kata kunci tertentu, maka hasil pencariannya akan muncul seketika. 

Perbandingan
Saya mencoba membuat sebuah perbandingan sederhana. Misalkan ketika kita mencari informasi di internet dengan kata kunci "Bahaya Narkoba" maka dalam waktu 0,31 detik akan berhasil ditemukan sekitar 7.350.000 informasi. Sedangkan ketika kita mencari dengan kata kunci "Cara Membuat Narkoba" maka akan ditemukan sekitar 12.200.000 informasi dalam waktu 0,35 detik. Artinya selisih 4.850.000 informasi tentang keduanya. 
Walaupun tidak sepenuhnya jelas diinformasi bagaimana cara membuat narkoba. Namun informasi yang ada sangat cukup untuk menjadi bahan pembuatan Narkoba. Bahkan beberapa situs berita online secara terang-terangan menyebutkan beberapa jenis obat yang bisa menggantikan Narkoba. 

Informasi Narkoba yang Cenderung "Membentuk Pola Pikir Baru" 
Ada juga berita online populer yang terang-terangnya menyebutkan beberapa jenis Narkoba yang sering digunakan para artis. Berita itu cukup populer, karena tampil di urutan ketiga 3 dalam pencarian di internet. Penjelasannya pun membuat wacana baru tentang penggunaan obat terlarang tersebut. Seakan-akan para artis yang mengkonsumsi narkoba untuk menambah staminanya. Jika hal ini dibaca oleh orang-orang dengan aktivitas yang cukup padat dan berat, maka akan berdampak hal negatif.

Selain itu, berita tentang para penjual Narkoba yang meraup untung besar juga akan berdampak negatif bagi pembaca yang ekonominya lemah. Ada juga berita mengenai teknis-teknis penyeludupan narkoba. 

Bagaimana Informasi Narkoba Seharusnya?
Mengutip dari id.beritasatu.com (17/06/2014), mantan Kapala BNNP-DKI Ali Johardi mengatakan :

"Kebebasan meliput narkoba bukan berarti kebebasan untuk melaporkan, karena informasi tentang narkoba memerlukan pertimbangan kepekaan yang mendasar dalam rangka kepentingan dan keselamatan umum," ujarnya. 

Kalau tidak hati-hati, bahwa para Bandar atau jaringan mafia narkoba memakai teknik-teknis yang diungkap di media massa dalam melakukan kejahatan narkoba. "Hendaknya banyak ditekankan pada suasana kondusif melalui cara kultural-edukatif untuk mengurangi permintaan gelap akan narkoba".

***
Debu Yandi | Blogger Kalteng