BLOGGER KALTENG - Bundaran Besar Kota Palangka Raya adalah salah satu Obsesi Ir. Soekarno untuk menjadikan Kota Palangka Raya sebagai Ibukota Negara, hal ini sudah direncanakan sejak awal. Lokasi Bundaran Besar berada tepat di jantung Kota Cantik, tepatnya di depan Rumah Jabatan Gubernur Kalteng, samping Gedung DPRD yang kini berubah fungsi menjadi Gedung KONI, persis di hadapan Gedung Batang Garing Bussines Center dan Palangka Mall.
Baca Juga : "Bundaran Soekarno" Usul Menpora Untuk Nama Bundaran Besar Kota Palangka Raya
Bundaran Besar yang dibangun pada tahun 1957-1959 memiliki desain unik dan kaya makna. Di kawasan sekitar Bundaran Besar Kota Palangka Raya terdapat monumen dengan komposisi patung tentara, perempuan dan lelaki sipil, naga dan burung Enggang.
Berikut Video Bundaran Besar Kota Palangka Raya.
Dalam buku karya Wijanarka berjudul Sukarno dan Desain Rencana Ibu Kota RI di Palangkaraya terbitan tahun 2006 disebutkan terdapat delapan jalan menyilang menuju monumen Bundaran Besar, dengan jari-jari Bundaran berukuran 2 X 45 Meter. Sedangkan jari-jari lingkar monumen berukuran 17 Meter.
Baca Juga : Ini Dia, Finalis 4 Karya Terbaik Desain Monumen Bundaran Besar Palangka Raya
INFO : Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kalimantan Tengah pada Bulan Juni telah melakukan Sayembara Desain Bundaran Besar Kota Palangka Raya. Masyarakat yang hidup di Kalimantan Tengah menjunjung tinggi nilai-nilai keberagaman/ pluralisme dan budaya leluhur. Falsafah hidup masyarakat Kalimantan Tengah yang disebut budaya “huma betang” sangat selaras dengan nilai-nilai luhur Pancasila. Hal ini salah satu yang melatarbelakangi ditetapkannya Kalimantan Tengah persisnya Kota Palangka Raya sebagai Bumi Pancasila dan telah dideklarasikan pada tanggal 11 Juni 2011. Bundaran Besar sebagai salah satu landmark kota Palangka Raya yang terletak di pusat kota perlu ditata kembali sebagai ikon utama kota Palangka Raya.Konsep tersebut jelas menggambarkan Bundaran Besar merupakan simbolisasi Tanggal, Bulan dan Tahun kemerdekaan Negara Republik Indonesia.
Delapan jalan silang tersebut juga memiliki dua makna yaitu menyimbolkan posisi Kota Palangkaraya pada persimpangan delapan rumpun kepulauan yakni Sumatera, Jawa, Bali, Sulawesi, Maluku, Kalimantan, Nusa Tenggara dan Irian Jaya, dan juga simbolisasi delapan sungai besar di Kalimantan Tengah yaitu Barito, Kapuas, Katingan, Mentaya, Seruyan, Kahayan, Arut dan Lamandau.
Sejarah bundaran besar palangka raya..