Suku Dayak Sami, adalah suatu kelompok masyarakat yang berdiam di hulu sungai Sekayam, kira-kira berjarak 5 km dari ibukota kecamatan Bonti di kabupaten Sanggau provinsi Kalimantan Barat.
Masyarakat suku Dayak Sami berbicara dalam bahasa Dayak Sami, walaupun berada tidak jauh dari suku Dayak Mudu' yang berbicara dalam bahasa Mudu, tapi bahasa mereka berbeda, terutama dalam hal bunyi. Pada bahasa Sami jarang dijumpai pemanjangan bunyi vokal sebagaimana banyak dijumpai pada bahasa Mudu’ dan Laya. Ciri-ciri bahasa kelompok masyarakat ini adalah bokidoh, yaitu sering muncul kata kidoh yang artinya "tidak ada", sehingga bahasa Sami kadang disebut juga sebagai bahasa Bokidoh atau bahasa Kidoh.
Dalam kehidupan sehari-hari suku Dayak Sami melaksanakan hidup tidak jauh berbeda dengan masyarakat dayak lainnya, seperti memiliki Rumah Panjang, senjata seperti Mandau dan Sumpit serta tradisi budaya khas dayak lainnya.
sumber:
Suku Dayak Sami di wilayah hulu sungai Sekayam ini hidup berdampingan dengan orang Melayu Bonti. Penyebaran suku Dayak Sami meliputi kampung Terusan, Trinting, dan Mamal.
Masyarakat suku Dayak Sami berbicara dalam bahasa Dayak Sami, walaupun berada tidak jauh dari suku Dayak Mudu' yang berbicara dalam bahasa Mudu, tapi bahasa mereka berbeda, terutama dalam hal bunyi. Pada bahasa Sami jarang dijumpai pemanjangan bunyi vokal sebagaimana banyak dijumpai pada bahasa Mudu’ dan Laya. Ciri-ciri bahasa kelompok masyarakat ini adalah bokidoh, yaitu sering muncul kata kidoh yang artinya "tidak ada", sehingga bahasa Sami kadang disebut juga sebagai bahasa Bokidoh atau bahasa Kidoh.
Dalam kehidupan sehari-hari suku Dayak Sami melaksanakan hidup tidak jauh berbeda dengan masyarakat dayak lainnya, seperti memiliki Rumah Panjang, senjata seperti Mandau dan Sumpit serta tradisi budaya khas dayak lainnya.
sumber:
- alloy, sujarni, dkk., mozaik dayak: keberagaman subsuku dan bahasa dayak di kalimantan barat, institut dayakologi, pontianak, 2008.
- kebudayaan-dayak
- protomalayans