BLOGGER KALTENG (Palangka Raya) - Masyarakat Dayak di desa pedalaman masih ada yang menggunakan peralatan dan cara tradisional dalam memasak. Salah satunya dengan menggunakan "Panggitang" atau disebut perapian yang terdiri dari "tungku" terbuat dari besi memanjang sebagai tempat untuk meletakkan alat memasak. Kemudian bagian atas panggitang dibuat langit-langit untuk menaroh kayu bakar. Bagian bawah adalah tanah yang sudah dipadatkan, semakin sering digunakan maka tanah tersebut akan semakin kuat dan keras.

Beberapa alat penunjang lainnya juga ada, seperti "katip" atau alat penjepit. Katip biasanya terbuat dari bambu yang sudah menyerupai alat penjepit. Gunakanya untuk memegang peralatan memasak yang panas. Selain itu juga, gunanya untuk menghindari tangan dari "buring" atau noda hitam dari arang.

Selain itu juga terdapat alat "pasiung" yang digunakan untuk meniup api, agar tetap menyala. Pasiung juga biasanya terbuat dari bambu dengan ukuran panjang sedang, sehingga ketika meniup api, jarak kita tidak terlalu dekat.

Tonton video berikut :


Panggitang dengan bahan bakar utama adalah kayu akan menghasilkan abu yang cukup banyak, tergantung seberapa sering kita memasak. Abu ini biasanya setiap minggu akan dibersihkan.
Jangan heran ketika kamu ke daerah-daerah pedalaman di Kalimantan Tengah, kemudian melihat di rumah-rumah warga bagian dapur akan keluar asap. Artinya mereka sedang memasak.

Masyarakat yang menggunakan panggitang sebagai alat untuk memasak adalah mereka yang termasuk golongan kelas bawah atau ekonomi yang kurang mampu.

***
Debu Yandi | Blogger Kalteng
Sumber foto : Instagram Myjeje