Oleh : Wahyudi Ibnu Yusuf, M.Pd*

"Kita jangan mau seperti daun kering. Berserakan, banyak tapi ringan, digenggam hancur". Demikianlah kalimat penuh hikmah yang meluncur dari lisan Ustadz Mahmud Qasim, S. Pd. I selaku Wakil Ketua NU Kota Palangka Raya sekaligus ketua panitia Maulid Akbar Pemko Palangaka Raya bersama ormas Islam se-kota Palangka Raya. Kalimah hikmah ini beliau sampaikan saat kami meninjau persiapan acara.

Malam harinya, kami betul-betul merasakan kehangatan dan indahnya persatuan umat Nabi Muhammad ini di kota cantik ini. Perwakilan 25 Ormas Islam yang tergabung dalam *Kesatuan Umat Islam (KUI)* hadir. Kokam Muhammadiyah dan Banser NU mengamankan acara bersama pihak kepolisian mulai pintu masuk hingga di dalam acara. Kokam dan Banser berdiri berdampingan. Indah sekali.

Semua perwakilan 25 ormas Islam terlibat dalam kepanitiaan, mulai persiapan hingga akhir acara. Masing-masing mengambil perannya dengan visi yang sama untuk menyukseskan acara. Demikianlah gambaran persatuan Islam. Bagaikan satu tubuh yang terdiri dari organ-organ. Masing-masing organ menjalankan perannya tanpa merasa dirinya lebih penting dari yang lain. Subhanallah.

Semakin lengkap acara maulid akbar ini dengan kehadiran Walikota Palangkaraya, Bapak Dr. Riban Satia, Pengurus MUI, Rektor IAIN, Wakapolres, anggota DPR RI yang sedang berkunjung, dan anggota DPRD Kota Palangka Raya. Semua membaur dalam kebersamaan dan kesyahduan maulid Nabi besar Muhammad Shallallahu 'alaihi wa sallama.

Siapa yang tak rindu persatuan. Dengan bersatu kita memiliki izzah. Dengan bersatu kita punya kekuatan dan kewibawaan. Karena kita adalah ummatan wahidah sekaligus khairu ummah.

Status khairu ummah (ummat terbaik ini) adalah status yang diberikan Allah SWT. Kita mestinya bangga. Ibarat dunia binatang, kita mestinya mengaum seperti singga di hadapan Israel, AS, dan negara-negara penjajah. Bukan mengembek seperti kambing.

Ulama ahli tafsir al Quran Imam Ibnu Katsir menjelaskan rahasia mengapa kita menjadi khairu ummah. Pertama, karena kemuliaan Nabi kita sebagai sayyidul anbiya wal mursalin.Nabi Muhammad dan umatnya yang memperoleh kemuliaan di dunia dan akhirat. Di dunia menjadi pemimin, di akhirat yang pertama dibangkitkan dan pertama masuk surga.

Kedua, karena Nabi Muhammad diutus dengan membawa syariat yang sempurna nan agung. Syariat istimewa untuk menebar rahmat bagi seluruh alam. Syariat Islam adalah untuk seluruh umat manusia, bukan hanya untuk kaum muslimin. Jika demikian, syariat Islam aturan yang biasa atau istimewa?. Serempak hadirin menjawab "istimewa".

Inilah agenda besar umat Islam, khususnya ormas Islam saat ini. Pertama, berjuang bersama untuk menumbuhkan kecintaan pada Nabi shallallahu 'alaihi wa sallama. Kedua, membumikan syariat Islam untuk mewujudkan rahmat bagi sekalian alam.

Untuk menggarap proyek besar ini jelas kita tidak bisa sendiri-sendiri. Kita wajib bersatu dengan mencontoh uswah hasanah kita, Nabi besar Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallama. Dan persatuan umat Islam di kota ini bisa menjadi contoh atau model persatuan Islam di wilayah lain. in syaa Allah.

Demikianlah pesan penting yang al faqiir ingin sampaikan selaku yang memperoleh kepercayaan untuk menyampaikan tausiyah pada maulid akbar tahun ini.

Pada sesi kedua tausiyah disampaikan Ayahnda KH. Iriannor. Ketua NU Kota Palangka Raya. Dan ditutup dengan doa yang khidmat dipimpin Ustadz Amanto Suryalangka, Lc, salah satu tokoh Muhammadiyah di Palangka Raya.

Demikianlah reportase singkat pelaksanaan Maulid Akbar Pemerintah Kota Palangka Raya dengan Ormas Islam se-kota Palangka Raya pada hari Rabu, 13 Desember 2017 di rumah jabatan Walikota. Semoga segala usaha mempersatukan umat Islam dimudahkan oleh Allah, karena hakikatnya Allah pulalah yang menyatukan hati-hati kita. Aamiin.

Kota Cantik, 14 Desember 2017. 04.26 WIB
Al faqiir ila rahmatillah Wahyudi Ibnu Yusuf