Suku Dayak Sum, merupakan kelompok masyarakat yang terdapat di kecamatan Bonti sebelah timur kabupaten Sanggau provinsi Kalimantan Barat, Indonesia. Populasi penduduk suku Dayak Sum diperkirakan sekitar 3.451 orang.
Suku Dayak Sum tersebar di beberapa pemukiman yang meliputi kampung Bantai, Monum, Sum Ntao’, Bangau, Jamu, dan Majel. Umumnya kampung-kampung ini terletak di pinggiran jalan provinsi yang menghubungkan kecamatan Kembayan dengan kecamatan Balai Sebut. Oleh karena itu, komunikasi antar kelompok ini, maupun dengan kelompok lainnya sangat kentara.
Berdasarkan informasi dari tetua kampung suku Dayak Sum, tidak diketahui secara pasti asal usul dan penyebaran suku Dayak Sum ini, karena para orang tua yang menyimpan cerita sejarah masa lalu suku Dayak Sum banyak yang sudah tiada. Namun berdasarkan beberapa cerita yang ditemui disimpulkan bahwa kelompok ini juga merupakan pelarian akibat peristiwa di Kampung Tampun Juah yang terletak hulu Sungai Sekayam. Dalam hal ini nenek moyang kelompok suku ini dulunya bermukim di Tampun Juah. Dalam pelarian ini mereka menemukan salah satu sungai kecil yang kemudian mereka namai Sungai Sum.
Berdasarkan atas nama sungai inilah maka mereka menyebut dirinya Dayak Sum. Subsuku Dayak Sum secara sosial maupun budaya atau adat-istiadat (termasuk hukum adat) tidak banyak memperlihatkan perbedaan dengan kelompok lain yang ada di sekitarnya di kecamatan Bonti, seperti Dayak Laya, Sami, Mudu', Mayau, Tinying dan Dayak Daro. Bahkan banyak upacara ritual yang memiliki persamaan, seperti upacara adat yang berkaitan dengan perladangan, perkawinan, kematian, dan pengobatan tradisional.
Hal ini dapat dijadikan acuan yang mendasar bahwa hubungan kelompok-kelompok yang disebutkan di atas memiliki hubungan sejarah penyebaran yang sama. Bahasa Dayak Sum bagi orang luar mungkin sulit dibedakan dengan beberapa kelompok yang ada di sekitarnya, kecuali subsuku Dayak Daro’. Karena kelompok-kelompok ini hakikatnya memiliki kesamaan baik ditinjau dari aspek tata bunyi maupun tata kata. Pada kelompok subsuku Dayak Sum ini juga memiliki sejumlah gugusan vokal dan konsonan yang sama. Pada kelompok ini juga mengenal adanya bunyi konsonan pranasal [-k], [-pm], [-tn], dan [-g].
sumber:
Suku Dayak Sum tersebar di beberapa pemukiman yang meliputi kampung Bantai, Monum, Sum Ntao’, Bangau, Jamu, dan Majel. Umumnya kampung-kampung ini terletak di pinggiran jalan provinsi yang menghubungkan kecamatan Kembayan dengan kecamatan Balai Sebut. Oleh karena itu, komunikasi antar kelompok ini, maupun dengan kelompok lainnya sangat kentara.
Berdasarkan informasi dari tetua kampung suku Dayak Sum, tidak diketahui secara pasti asal usul dan penyebaran suku Dayak Sum ini, karena para orang tua yang menyimpan cerita sejarah masa lalu suku Dayak Sum banyak yang sudah tiada. Namun berdasarkan beberapa cerita yang ditemui disimpulkan bahwa kelompok ini juga merupakan pelarian akibat peristiwa di Kampung Tampun Juah yang terletak hulu Sungai Sekayam. Dalam hal ini nenek moyang kelompok suku ini dulunya bermukim di Tampun Juah. Dalam pelarian ini mereka menemukan salah satu sungai kecil yang kemudian mereka namai Sungai Sum.
Berdasarkan atas nama sungai inilah maka mereka menyebut dirinya Dayak Sum. Subsuku Dayak Sum secara sosial maupun budaya atau adat-istiadat (termasuk hukum adat) tidak banyak memperlihatkan perbedaan dengan kelompok lain yang ada di sekitarnya di kecamatan Bonti, seperti Dayak Laya, Sami, Mudu', Mayau, Tinying dan Dayak Daro. Bahkan banyak upacara ritual yang memiliki persamaan, seperti upacara adat yang berkaitan dengan perladangan, perkawinan, kematian, dan pengobatan tradisional.
Hal ini dapat dijadikan acuan yang mendasar bahwa hubungan kelompok-kelompok yang disebutkan di atas memiliki hubungan sejarah penyebaran yang sama. Bahasa Dayak Sum bagi orang luar mungkin sulit dibedakan dengan beberapa kelompok yang ada di sekitarnya, kecuali subsuku Dayak Daro’. Karena kelompok-kelompok ini hakikatnya memiliki kesamaan baik ditinjau dari aspek tata bunyi maupun tata kata. Pada kelompok subsuku Dayak Sum ini juga memiliki sejumlah gugusan vokal dan konsonan yang sama. Pada kelompok ini juga mengenal adanya bunyi konsonan pranasal [-k], [-pm], [-tn], dan [-g].
sumber: